GARUT, STATUSJABAR.COM – Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM (Disperindag) Kabupaten Garut menerima kunjungan kerja (kunker) dari Tim Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian RI, di Aula Disperindag Garut Jl. Ciateul Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Jawa Barat, Rabu (21/062023).
Rombongan Tim Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah Kemenko Bidang Perekonomian RI yang dipimipin langsung oleh Novriady Wijaya diterima Kadis Disperindag Garut Ridwan Ependi, Sekdis Disperindag Ricky R Derajat, para Kabid, Kadis DPMPTST Wahyudijaya, DisKop UMKM Garut Rizky dan tamu undangan dari beberapa SKPD.
Ketua Tim Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian RI Novriady Wija menyampaikan kita kunjungan ke Kabupaten Garut dalam rangka memonitoring evaluasi dalam rangka peningkatan export prodak dalam negeri kita ke negara negara non tradisional khususnya Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan Eropa Tengah dan lain lain.
”Hal ini terkait dengan apa yang disarankan yang diminta oleh Bapak Presiden RI Bapak Joko Widodo, untuk semakin kita meningkatkan eksport prodak kita ke Afrika. Karena potensi Afrika ini sangat besar, sangat menjanjikan, dan Regulasi nya masih sangat mudah untuk dilakukan, hambatan perdagangannya masih bisa diatasi. Namun kita harus siap siap untuk meningkatkan export kita, ” ucapnya saat ditemui para awak media.
Sambung Novriady, Ini terkait dengan aspek aspek lain, halnya Aspek perBankan Pembiayaan, logistik, dan lain lain, inilah yang nanti pemerintah akan lakukan, pemerintah akan bikin satgas untuk peningkatan eksport prodak Indonesia ke kawasan non tradisional Market.
“Inilah yang akan kita dorong, mudah mudahan hasilnya kunjungan monitoring ini, nantinya kita sampaikan dalam rapat persiapan Gugus Tugas, baikpun rapat internal, sidang komisi bersama, pertemuan ITE, masukan dari hasil diskusi saat ini, agar menjadi satu bahan bagi pemerintah untuk memasukkan komoditas apa yang memang startegis dan potensi untuk meningkatkan export Indonesia khususnya dari Garut, jadi nanti bukan kita berbicara tentang Garut saja tapi berbicara Indonesia in Convertid, Indonesia untuk maju Indonesia untuk semuanya,” ungkapnya.
Kita lihat Garut ini potensi cukup besar seperti Kopi, Teh, jacket kulit, makanan kuliner dan lainnya, Masalahnya Garut ini cuman perlu akses pasar, Garut perlu komikastor yang memang bisa mengantar Garut keluar yang bisa ketemu dengan Bayer bayer yang potensial dan Garut juga harus bisa dipasilitasi oleh berbagai intansi baik itu pemerintah maupun swasta lainnya.
“Makanya dengan adanya nanti Desember Garut Festival, kita harapkan kita bisa mengundang, dari berbagai negara,” imbuhnya.
Sementara Kadisperindag ESDM Garut Ridwan Ependi mengatakan Alhamdulillah kami sangat menyambut baik dengan kunjungan Monitoring, sekaligus Evaluasi dari Komenko Perekonomian. Tentunya ini membuka ruang bagi pemerintah Daerah dan segenap steakholder para pelaku usaha agar lebih memperluas jejaring pasar di dunia internasional, tidak hanya didalam negeri tetapi di internasional pun juga ini menjadi salah satu sasaran market kita.
”Kami sangat bersemangat dan optimis bahwa Garut dengan semua potensi yang ada, baik itu komuditas pangan, hasil tambang dan yang lainnya sangat potensi kita tawarkan,” ucapnya
Namun, Lanjut Ridwan, tentu Garut pun memiliki banyak PR lagi kedepan untuk bagaimana untuk lebih meningkatkan kwalitas dan kapasitas produksi, sehingga ketika bayer berdatangan ke Garut tentu bisa memberikan kepuasan kepada pasar, sehingga menimbulkan kekecewaan.
Dimana para pelaku usaha di Garut bisa bersinergi dengan kami pemerintah, dengan akademisi, seluruh steakholder termasuk peran serta media menjadi sangat penting, bagaimana membatu mempublikasikan potensi potensi di Garut untuk lebih bisa dikenal dan diminati oleh para bayer investor dari dunia.
“Hari ini kami berterimakasih, hadir dari Printyosda, beliau sebagai pelaku usaha dan investor di kita, beliau sangat tertarik dengan berbagai potensi yang ada di Garut. Nanti kami akan menjajaki dan menindaklanjuti diskusi hari ini yang sangat penting, sehingga kajian ini menjadi acuan bagi beberapa pihak untuk membangun kerjasama lebih lanjut,” pungkasnya (**)