GARUT, STATUSJABAR.COM – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meninjau sekaligus menyalurkan bantuan berupa sembako dan perlengkapan domestik kepada warga Kabupaten Garut yang terdampak bencana banjir bandang, Minggu (28/11/2021).
Peninjauan dilakukan untuk memastikan kebutuhan warga terdampak banjir terpenuhi dan penanganan berjalan optimal.
“Saya ke sini ditugaskan Pak Gubernur, menunjukkan bahwa pemerintah provinsi respons terhadap situasi dan kondisi masyarakat,” kata Pak Uu –sapaan Wagub Jabar.
“Setelah saya melihat ke sini, memang air sudah surut, sebelumnya ramai di media sosial air begitu besar, tinggi, dan banyak rumah terendam. Alhamdulillah sekarang sudah surut,” imbuhnya.
Pak Uu mengatakan, Pemda Provinsi Jabar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Pemda Kabupaten Garut, TNI, Polri, dan relawan, bersama-sama melakukan sejumlah upaya tanggap darurat, seperti pengerukan sungai dan selokan.
Selain itu, Pak Uu pun menuturkan bahwa pihaknya akan segera mengupayakan perbaikan jembatan yang putus akibat banjir bandang. Hal itu dilakukan supaya masyarakat dapat beraktivitas kembali.
“Kami berpikir bagaimana di hulu, apakah di situ harus ada pohon tegakan lagi. Karena sebelumnya, di sini tidak pernah ada banjir seperti ini. Baru kali ini. Bahkan ada masyarakat bilang, sudah 46 tahun, baru ada banjir. Memang diakui curah hujan sekarang tinggi. Tapi, kalau memang resapan air di hulu tidak terganggu, tidak akan terjadi bencana semacam ini,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengevaluasi, apakah indikasi kerusakan alam di hulu akibat alih fungsi lahan yang tidak sesuai atau penyebab lainnya.
“Untuk alih fungsi ini akan dievaluasi, tapi secara kasat mata kita menyimpulkan harus banyak tegakan lagi. Pak Wagub sudah menginstruksikan kepada dinasnya, Dinas Kehutanan untuk bersama Kabupaten Garut memperbanyak tegakan keras,” ucap Helmi.
Kabupaten Garut, kata Helmi, menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari untuk Kecamatan Sukawening dan Karang Tengah yang terdampak banjir bandang tersebut.
Adapun sebanyak 307 rumah terdampak, terdiri dari sekitar 190- an rumah di Kecamatan Karang tengah dan Sukawening kurang lebih sebanyak 112 rumah. Adapun kerusakan dialami oleh tiga rumah, dan satu rumah hanyut, kini tengah ditangani.
“Sekarang Pak Wagub menyampaikan ini tidak boleh ada akses terputus termasuk akses ke rumah, makanya masyarakat bersih-bersih bersama pemerintah dan TNI/ Polri,” katanya.
“Warga yang rumahnya rusak kalau perlu mengungsi, kalau cukup ke tetangga atau saudara,” ucapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dani Ramdan mengatakan, banjir bandang terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi pada Sabtu (27/11/2021) sore kemarin, dan berlangsung dengan durasi lebih dari dua jam.
“Ini terjadi setelah intensitas hujan terjadi lebih dari dua jam. Jam 2 siang kemarin terjadi air bah atau bandang dari sini sampai ke Desa Cikarang Tengah berakhir sampai jam 6 sore,” kata Dani.
“Tetapi ini kalau yang penyebab langsungnya intensitas hujan yang cukup tinggi. Kerusakan alamnya sedang kita kaji juga ini terjadi seperti ini juga karena sedimentasi, sedimentasi berasal dari erosi, erosi tentunya dari kerusakan di hulu,” imbuhnya.
Adapun upaya penanggulangan bencana, kata Dani, terus dilakukan, seperti pembersihan saluran-saluran sehingga tidak terjadi hambatan air. Saat ini pun air sudah mengalir lancar. Selanjutnya membersihkan rumah-rumah warga dan sarana umum seperti masjid.
“Korban jiwa tidak ada, kecuali yang mengungsi saja ke keluarga terdekat. Rumah-rumah hanya satu yang hanyut, tiga rusak, yang lainnya bisa tetap ditinggali, dibantu pembersihan dengan unit Damkar dan juga dari TNI/Polri, juga para relawan,” ucapnya.
“Makanan logistik, baik dari BPBD Kabupaten dan provinsi kita drop dan juga bantuan air bersih kita pasok melalui tangki air. Besok kita lihat kondisi sumur-sumur. Kalau tidak terjadi hujan lagi, Insya Allah air sumur juga bisa kembali digunakan tinggal jangka panjangnya perbaikan sistem per-pipaan,” tambahnya.
Salah satu warga terdampak banjir bandang, Henti, bercerita bahwa saat air mulai naik, ia dan anak- anaknya cepat-cepat mengungsi ke rumah kerabatnya yang aman.
“Rumah ditinggal saja, yang penting selamat jiwa. Rumah sekarang ‘doyong’ (reyot). Sekarang lihat rumah begini mengungsi dulu. Ingin dibetulin, kalau bisa nanti dibantu,” kata Henti. (Setiaji)